Selasa, 08 Oktober 2013

Obama dan Amerika, Teroris Sebenarnya!

Obama dan Amerika, Teroris Sebenarnya!
https://www.facebook.com/ilyas.pikal1?ref=tn_tnmn#


Pasca hancurnya menara kembar WTC, Amerika langsung menuding Osama bin Laden sebagai otak peristiwa 11 September 2001 itu. Dengan pongahnya Amerika langsung membombardir Afghanistan dalam rangka memburu Osama. Kini Osama telah berpulang.
Akankah Amerika menarik tentaranya dari Afghanistan? Benarkah Osama otak pemboman WTC? Lantas siapa sebenarnya teroris itu? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Harits Abu Ulya.
Benarkah Osama telah syahid?
Menurut pengakuan yang kredibel dari tandzim Alqaida, kali ini Osama dipastikan telah syahid. Jika sebagian pihak tidak percaya, ya karena Amerika biasa membual dan berdusta dalam banyak hal, termasuk klaim dusta
tewasnya Osama sebelumnya. Amerika sekarang juga cenderung menutupi fakta dan bukti-bukti otentik kematian Osama.
Mengapa?
Karena Amerika sadar, operasi pembunuhan Osama dilakukan dengan cara yang biadab dan dampak korban yang jika dunia melihat, pasti akan melahirkan gelombang kritik dan militansi perlawanan minimal dari jaringan Alqaida. Sekarang Amerika menjadi bangsa yang paranoid akibat tindakanya sendiri.
Karena sudah membunuh Osama, akankah Amerika meninggalkan Afghanistan?
Amerika tidak akan begitu saja meninggalkan Afghanistan pasca syahidnya Osama. Karena Osama hanya menjadi ikon dan alasan bagi Amerika melakukan ekspansi militernya.
Mengapa?
Anda jangan lupa, AS juga mengusung jargon demokratisasi dan kebebasan menjadi payung utama kolonialisasi AS di Afghanistan, jadi bukan semata-mata seorang Osama. Sementara Mullah Omar dan kemudian Osama bin Laden adalah lakon yang dijadikan alasan praktis melangsungkan penjajahan di Afghanistan. Jika Osama wafat, AS bisa saja menciptakan “Osama-Osama” baru agar agenda penjajahan bisa kontinyu dan simultan.
Berarti memburu Osama hanya alibi saja? Amerika telah berbohong?
Betul, Osama adalah simbol tandzim Alqaida. Sementara AS perang melawan terorisme menurut versinya dan Alqaida masuk daftar terorisme bagi negara AS. Ya kalau tidak bohong dan pandai berdusta bukan Amerika namanya.
Pernyataan yang menyebutkan Osama sebagai otak bom WTC pun bohong juga?
Iya bohong besar!
Indikasinya?
Sampai saat ini, Amerika belum pernah bisa membeberkan bukti akurat dan kredibel yang membuktikan keterlibatan Osama dengan tragedi WTC. Yang ada adalah asumsi, dugaan dan opini serta propaganda. Banyak riset dan investigasi yang dilakukan kelompok independen meragukan keterlibatan dan keterkaitan Osama dengan runtuhnya WTC.
Seorang Bob Graham dan Porter Goss yang ditunjuk sebagai ketua Komisi 11 September untuk melakukan investigasi peristiwa tersebut justru hasilnya ditolak sedikitnya oleh 25 orang mantan pejabat CIA, FBI dan lembaga keamanan lainya secara resmi, karena dianggap hasil komisi tersebut penuh kedustaan dan menutupi hal sebenarnya. Mereka meragukan keterlibatan Osama bin Laden.
Jadi apa motif sebenarnya menyerang Afghanistan?
Ya untuk eksploitasi sumber energi seperti minyak dan uranium serta pemanfaatan geopolitik strategis Afghanistan untuk menjamin ketamakan Amerika. Sementara untuk melegalkan penjajahan tersebut dengan  jualan topeng demokrasi dan kebebasan (liberalisme).
Dalam kontek ini, Amerika mengarang cerita adanya kelompok atau negara yang mengancam demokrasi dan perdamaian dunia ala Amerika sebagai teroris, karenanya wajib diperangi dan menjadi musuh bersama. Amerika berkata, bersama Amerika memerangi terorisme atau bersama terorisme menjadi musuh Amerika dan sekutunya!
Kalau begitu sebenarnya siapa yang teroris, Osama atau Obama?
Obama! Obama yang ketika di awal jabatannya menyatakan akan bersahabat dengan dunia Islam, justru mengirimkan 17.000 pasukan tambahan ke Afghanistan pada tahun 2009.
Bahkan di tahun 2010 merelokasi pasukan dari Irak dan melipatgandakan jumlah pasukannya di Afghanistan. Di tahun 2009 jumlah korban perang Afghanistan meningkat hingga 40 persen. Dan akibat invansi AS, menurut hitungan AFP lebih dari 10.000 orang, sekitar seperlimanya warga sipil, telah tewas akibat kekerasan di Afghanistan hingga tahun 2010.
Obama seorang presiden AS dengan kesan tampilan simpatik tapi sebenarnya radikal dan mengokohkan AS sebagai negara teroris (terrorist state). Obama dan AS-nya yang sebenarnya paling layak dengan label teroris yang sebenarnya (the real terrorist).
Tapi mengapa media di Indonesia malah memosisikan Osama sebagai teroris dan Obama sebagai polisi dunia?
Karena dalam isu terorisme juga berlangsung perang opini, umat Islam sebagian besar mengalami kekalahan. Bahkan bersikap apologis, sudah kalah tapi juga menerima tuduhan yang konyol “terorisme” dengan definisi versi Amerika.
Lebih parah lagi kemudian menelan mentah-mentah tuduhan tersebut seraya menerjunkan diri dalam skenario imperialis Amerika. Lihat saja, bagaimana proyek global war on terrorism (GWOT) Amerika telah menyeret sebagian besar dunia Islam dengan penguasa fasiknya segendang seirama mengikuti arahan AS.
Di level lokal, stigma teroris membias menjangkau setiap eksistensi yang dianggap mengancam kepentingan status quo yang bercokol dan membahayakan kepentingan Amerika di dunia Islam. Dengan alasan membahayakan tatanan demokrasi dunia dan sekulerisme maka dicap radikal, fundamentalis, dan akar dari terorisme.
Sepeninggal Osama, apakah “terorisme” akan berhenti?
Jika jihad melawan penjajahan fisik itu yang didefinisikan AS sebagai “terorisme”, maka “terorisme” tidak akan pernah mati. Karena realitasnya ada kelompok yang  tidak bergantung figur semisal Osama, tapi ideologi yang  menjadi pijakan langkah jihadnya.
Mereka akan menjadi hantu yang membuat Amerika dan sekutunya tidak bisa tidur nyenyak sepanjang kolonialisasi AS berlangsung di dunia Islam.
Ada juga kelompok yang menjadikan Osama adalah simbol perlawanan dan figur panutan serta inspirasi untuk melakukan perlawanan. Maka jenis yang kedua ini juga akan melahirkan mimpi buruk dan datangnya tak diduga-duga.
Terakhir ada kelompok terorisme sebagai produk intelijen, artinya ini adalah terorisme buatan (fabricated terrorist) yang akan terus diproduksi penguasa zalim selama target di balik  isu teroris itu belum dicapai pemerintah.
Di Indonesia, apa akan dijadikan pijakan untuk mengokohkan kontra terorisme dan deradikalisasi Islam?Di Indonesia pasca syahidnya Osama, pemerintah melalui BNPT membangun teror baru. Indonesia akan dilanda terorisme dan propaganda semisalnya, menjadi menu harian kita yang dibuat oleh BNPT.

Perang melawan terorisme seolah makin mendapatkan justifikasi agar berlangsung secara massif, dengan dukungan regulasi dan opini masyarakat tentang pentingnya perang melawan terorisme. Begitu juga  proyek deradikalisasi dilakukan BNPT dengan lebih getol hingga umat Islam di Indonesia phobi kepada Islam yang diusung sebagai ideologi.
Inilah kunci kontinyuitas proyek kontra-terorisme, bergantung kepada ada atau tidaknya sesuatu yang dianggap membahayakan kepentingan ideologi Barat-kapitalis. Dan paska runtuhnya ideologi komunis hanya Islam yang diangap bahaya bagi kapitalisme global. Jargon “terorisme” menjadi topeng yang efektif untuk melanggengkan penjajahan Amerika di dunia Islam dengan judul kontra terorisme atau GWOT dalam skala global.
Apa yang harus dilakukan untuk melawan penjajahan itu?
Jika penjajahan militer jawabannya adalah jihad (al qital). Jika penjajahan non fisik, maka ini membutuhkan langkah dan kebijakan politik dari para penguasa negeri Islam yang merdeka. Penguasa negeri Islam harus berani melepaskan dirinya dari sikap penghambaan terhadap Amerika dengan kepentingan kapitalisnya.
Itu jalan keluarnya, jika tidak maka saya katakan mereka akan seperti yang Allah gambarkan dalam Alquran Surat Al Baqarah Ayat 165-167; suatu hari mereka pasti akan menyesalinya dan ingin melarikan diri dari persekongkolan itu sejauh-jauhnya.  Di akhirat mereka akan tertimpa azab yang pedih.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa Komentar Anda ?....